Karya : Dwi Astuti Maolani
Keberhasilan Dikala
Kematian Santri Pujaan
Kematian
Santri Pujaan (Amar)
Bagian 1
Suara lantunan adzan telah bergema dimanapun tempat
terkecuali di desa pelosok ini, di desa ini yang sepi dan sunyi sekali,
jangankan adzan, masjid ataupun musholla saja pun nihil, wajar saja para
penghuni desa pelosok ini banyak yang tidak menunaikan ibadah shalat, jangankan
untuk yang sunnah, yang wajib saja sering kali terloncati dan lebih parahnya
lagi, tidak melakukannya sama sekali,, keadaan tersebut di perhatikan oleh Pak
Sukar, kepala desa sebelah...
‘saya perhatikan, di desa tanjung itu tidak terdapat
masjid ataupun musholla, itu apa tidak salah,,,??? Itu bagaimana,,?’ tanya pak Sukar, kepala desa
sebelah kepada para rekannya di suatu rapat umum..
Disitu juga ada Pak Ahmad, kepala desa di desa Tanjung,
yang sengaja di hadirkan untuk mengikuti rapat keprihatinan ini...
‘owh,,, saya kurang tau itu, Pak Sukar,,!’ jawab Pak
Ahmad dengan enteng...
Tentu saja jawaban seperti itu membuat para rekan pak
sukar tanpa terkecuali pak sukarnya sendiri terkejut dan bingung, mereka pun
saling bertatap muka,,,
‘lho, anda itu bagaimana,,? Anda itu adalah seorang warga
desa tanjung sendiri bahkan anda itu kepala desa di desa tersebut, anda itu
bertanggung jawab atas semua itu, buk...’ terpotong...
Pak Ahmad yang tampak mengenali respect mereka-mereka
terhadap dirinya pun menyela dan mencoba untuk menjelaskan...
‘maksud saya seperti ini lho, pak,,!’
Pak Ahmad menekuk siku tangannya, lalu melanjutkan berbicaranya...
‘dari dulu saya bermukim di desa tanjung ini, itu memang
saya tidak pernah menjumpai masjid ataupun musholla,, da..’ terpotong...
‘apa anda tidak memiliki gagasan baru sedikitpun untuk
merencanakan membangun tempat beribadah,,??’ pekik Pak Anton yang sedari tadi
diam dengan nada yang lumayan tinggi...
Pak Ahmad menghela nafas pelan...